Monday, May 29, 2006

MARIA MAGDALENA DARI KRAMAT TUNGGAK

Entah nasib malang apa yang dialami perempuan pezinah ini ketika pagi-pagi sekali dia diseret ke muka umum untuk dihakimi. Seingat dia, tidak ada firasat buruk yang dialami sebelumnya selain mimpi-mimpi indah yang ia nikmati bersama seorang pelanggan tetapnya beberapa bulan terakhir ini. Tetapi rupanya nasib apes itu harus dia rasakan ketika menjelang subuh, seorang petugas siskamling mendapatinya sedang tertidur pulas tanpa busana bersama seorang lelaki di kamarnya. Yang mereka tahu, wanita ini belum bersuami, siapa lelaki yang tidur dengan dia?

Maria Magdalena, wanita malang itu sebenarnya gondok juga ketika petugas siskamling menangkapnya dengan tuduhan ‘bobo-bobo’ dengan lelaki yang bukan muhkrimnya. Dari mana dia tahu kalo aku lagi bobo telanjang kalo nggak ngintip terlebih dahulu ke kamarku? Dasar lelaki mata keranjang, hak privasiku dilanggarnya dan ketika sudah puas mengintip, baru menyeretku ke lapangan ini, pikirnya.

Singkat cerita, setelah diadili di hadapan pemuka masyarakat setempat, wanita pezinah ini divonis untuk meninggalkan rumahnya dan jangan kembali lagi dalam waktu 3 x 24 jam. Dia diusir bagai anjing buduk. Apa hendak dikata, ini adalah pengusiran untuk ke sekian kalinya dengan kasus yang sama.

Memang, setelah Kramat Tunggak ditutup, hidupnya jadi tidak menentu. Banyak teman-temannya kocar-kacir nggak tentu rimbanya. Terpaksa dia harus berjuang seorang diri demi mempertahankan sebuah hidup. Menjadi wanita panggilan adalah pilihan yang bisa dijalaninya. Kalo dulu dia bermarkas di Kramat Tunggak, kini dia bermarkas di mana saja selama belum diusir.

Maria Magdalena hanya diam tanpa sedikitpun senyum. Entah apakah dia pernah menyesal atau dendam dengan perlakuan mereka tapi sinar matanya tajam mengarah kepada orang yang menjeratnya hari ini. Sepertinya dia tidak rela tubuhnya yang lumayan sintal dan indah itu dinikmati oleh lelaki mata keranjang dengan cara mengintipnya seperti yang dilakukannya semalam. Tak satu katapun mampu diucap dan Maria tetap diam hanya hatinya penuh kata-kata umpatan.

Seminggu setelah kejadian itu atau tepatnya 3 hari setelah Maria Magdalena pergi meninggalkan kontrakannya, berita heboh tersebar ke seluruh penjuru kampung. Petugas siskamling, orang yang menjerat Maria Magdalena, harus menderita seumur hidupnya karena ‘burungnya’ terputus oleh sebilah pisau. Yang lebih menghebohkan lagi adalah peristiwa itu terjadi justru dikamar Maria Magdalena yang sudah kosong.

Siapa pelakunya?
Hingga kini tidak ada yang tahu kecuali dirinya sendiri. Dia cuma diam tidak mau bicara satu katapun untuk mengungkap kejadian memalukan ini. Orang-orang juga tidak bisa membantunya sebagian malah mencoba mereka-reka kejadian itu lalu kemudian pergi dengan tersenyum-senyum. Inikah tulah yang harus ditanggung oleh orang yang merasa dirinya suci dan benar dengan melempar batu ke tubuh Maria Magdalena? Tidak bisa dibuktikan namun tulah pernah ada ketika Firaun takluk ditangan Musa.

0 komentar: