Tuesday, November 21, 2006

DALANG KEMATIAN YESUS ITU ADALAH YUSUF bin KAYAFAS

Siapa yang tidak kenal dengan nama Kayafas. Dia yang bernama lengkap Yusuf bin Kayafas adalah tokoh agama sekaligus provokator utama demonstrasi di depan istana Pontius Pilatus saat terjadinya pengadilan Yesus. Kitab suci mencatat bahwa berkat kelicikannya mampu memutarbalikkan fakta di depan Pontius Pilatus membuat ribuan orang Israel yang sehari sebelumnya mengelu-elukan Yesus berbalik 180% mengecamNya bahkan menuntut hukuman mati. Seseorang tanpa dibekali keahlian di bidang politik tidak akan mampu meng-hipnotis massa sedemikian hebatnya untuk mendukung rencana politiknya.

Siapa Kayafas ini?
Dari banyak nama yang muncul sekitar menjelang kematian Kristus, Kayafas, yang saat itu menjabat sebagai Imam Agung, menjadi tokoh sentralnya. Dari penangkapan hingga penyaliban Kristus, Kayafaslah otak provokator yang banyak memainkan peran strategis politik dan agama demi tujuan pribadinya.

Kayafas pertama kali disebut dalam PB terdapat dalam Injil Lukas 3:2, ketika itu Yohanes Pembaptis memulai pekerjaannya. Dalam kutipan Injil itu disebutkan bahwa Hanas dan Kayafas adalah seorang Imam Agung.

Sejarah Israel mencatat bahwa Kayafas diangkat menjadi Imam Agung oleh Prokurator Valerius Gratus pada tahun 18 – 36M.

Sayangnya Kitab Suci tidak menjelaskan siapa dan dari suku mana Kayafas ini berasal. Namun jika melihat perkembangan jabatan Imam Agung dan pengaruhnya yang kuat dalam Sanhedrin, nampaknya Kayafas berasal dari golongan orang Saduki.

Orang Saduki dalam Sanhedrin atau Mahkamah Agama pada zaman PB umumnya mempunyai pengaruh politik yang cukup kuat. Pimpinan Mahkamah Agama ini selalu berasal dari kalangan mereka. Berbeda dengan 2 golongan lain dalam Mahkamah Agama yaitu para tuan tanah dan para ahli kitab, orang Saduki ini memiliki kuasa religius dan mengontrol lebih banyak kursi di dewan.

Awal kebenciannya terhadap Yesus
Orang Saduki adalah salah satu dari empat sekte dalam Yudaisme yang memandang bahwa satu-satunya keselamatan yang mereka kenal adalah keselamatan berdasarkan komunitas bangsa. Mereka selalu mencurigai setiap nabi yang ajarannya memungkinkan perpecahan bangsa. Selain itu demi menjaga privilegi para imam yang mendatangkan keuntungan pribadi, mereka harus memegang erat Pentateukh.

Ajaran kaum Saduki ini banyak ditentang oleh Yesus, bukan karena mereka ahli agama tetapi karena pemahamannya tentang Kitab Suci sungguh menyesatkan banyak orang. Itulah kemudian mengapa orang Saduki begitu amat membenci Yesus saat Yesus benar-benar menyebut kaum Saduki ini adalah sesat (Mark 12 : 24). Ditambah lagi usaha-usaha Kaum Saduki untuk menciptakan opini public yang jelek terhadap Yesus selalu kandas (Mat 22:34) membuat mereka harus bermain kasar untuk mencundangi Yesus (Mark 14:1-2).

Siapakah yang tidak resah dengan munculnya Yesus pada zaman itu jikalau bukan Kayafas, orang yang paling bertanggung jawab terhadap kemurnian jabatan imam-imam agama manakala eksistensinya diremehkan oleh Yesus.

Karena tanggung jawab inilah maka berbagai usaha dilakukan untuk menghadang sepak terjang Yesus. Permainan politis begitu kentara dilakukan Kayafas ini dari cara halus hingga kasar. Lihatlah contoh berikut ini :

- meminta tanda dari surga agar percaya (Mat 16 : 1)
- berdebat soal ajaran agama (Mat 22:23)
- mempertanyakan kuasa Yesus (Mat 21 :23)
- usaha membunuh Yesus (Mark 14 :1-2)
- memfitnah Yesus (Mat 26 :59)
- menghasut orang Israel untuk membunuh Yesus (Mat 27:20)

Apa motivasi Kayafas membunuh Yesus?
Jabatan Imam Besar dalam agama Yudaisme memiliki peranan strategis pada jaman itu. Jabatan ini memungkinkan seseorang bisa hidup nyaman, ekonomi terjamin, dan derajat hidup lumayan terpandang. Dari unsur politis, jabatan ini juga memiliki peranan mengatur orang banyak dalam satu tradisi agama sehingga kadang pemerintahan kurator Romawi sangat mengandalkan wibawa imam agama jika situasi jajahannya tidak terkendali. Maka lengkaplah sudah bahwa jabatan imam-imam agama dalam masyarakat Yahudi saat itu sangat kental dengan nuansa politis. Siapakah yang tidak menginginkan posisi ini saat suatu bangsa sedang tercengkram oleh panjajahan Romawi?

Kehadiran Yesus dengan ajaranNya yang cukup kontroversi, menurut mereka, benar-benar mengancam posisi imam-imam agama. Terlepas apakah mereka secara murni memang benar-benar tulus mempertahankan tradisi Saduki dengan banyak melakukan pertentangan terhadap Yesus, namun berkat daya kritis Yesus terhadap perilaku mereka nampaknya sudah mengancam eksistensi imam-imam agama dari segi ekonomi. Sebab seandainya kritik-kritik Yesus yang 100% benar saat itu didiamkan saja dan orang Yahudi berbalik mengikuti Yesus, darimana lagi sumber kemakmuran yang mereka dapatkan kelak?

Inilah mengapa Kayafas mati-matian mengejar Yesus hingga ke tiang penyaliban yang sesungguhnya tidak hanya masalah perbedaan ajaran tetapi lebih kepada motif politis yang berhubungan dengan sisi ekonomi dan gengsi jabatan atau elite. Jelaslah bahwa kematian Yesus itu berlatar belakang politis.
Saya sedang tidak menggugat Tuhan atas skenario yang terjadi pada akhir perjalanan Kristus di dunia, tetapi saya hanya ingin melihat sisi lain yang terlupakan oleh kita bahwa setiap jengkal peristiwa pasti memiliki latar belakangnya. Tuhan memang sudah menggariskan setiap peristiwa dalam catatanNya dan kita hanya perlu merefleksikan prosesnya. Jadi, siapa yang bertanggung jawab atas kematian Kristus ini, yang jelas Yusuf bin Kayafas, seorang imam agung Yahudi. Mari sekarang kita refleksikan kejadian-kejadian serupa di Indonesia. Apakah kejadian-kejadian yang sering muncul di tengah masyarakat kita ini sama seperti pengalaman Yesus terhadap Kayafas? Ada dua peran yang bisa kita mainkan pada perjalanan hidup ini, menjadi Kayafas atau Yesus?

Tuesday, November 14, 2006

PIDATO 'NYLENEH' PRESIDEN AMERIKA

Ngga sengaja aku menemukan sebuah catatan pidato presiden Adidaya yang menurutku 'nyleneh' ini di salah satu miling list. Sepertinya memang 100% lelucon tetapi lumayanlah cukup bisa dijadikan alat untuk menyindir kita yang dari dulu memang ngga mau maju-maju.
Berikut petikannya :

Pidato Presiden Amerika
Sifat : Rahasia
Waktu : Rahasia
Tempat : Rahasia
Sumber : Rahasia juga he..he..he

Kepada yang terhormat Direktur CIA, FBI, Direktur Bank Dunia, ADB, IMF, CEO Haliburton, Exxon Mobil, Freeport, Bankir-bankir Internasional, dan semua yang telah membantu kami membiayai perang Irak, Afganistan, serta menyebarluaskan kakuasaan Imperium global, Direktur media dan televisi CNN, ABC, NBC, yang telah membantu propaganda kita, kami ucapkan terima kasih.

Hari ini adalah hari yang sangat penting karena pada hari ini saya akan melaporkan keadaan Indonesia, negeri yang penduduknya besar, yang dulu kita takuti itu, sekarang sama sekali tak berdaya di hadapan kita.

Pemimpin Indonesia ketika jaman Kenedy dulu sangat kita ( USA ) takuti, dengan semboyan Trisaktinya:
1) Berdaulat Secara Politik,
2) Mandiri secara Ekonomi,
3) Berkepribadian Kebangsaan & Berkebudayaan.

Semboyan itu sangat membakar semangat rakyat Indonesia kala itu. Bahkan, apabila Trisakti itu jika diteruskan di Indonesia dan menyebar kebelahan dunia dan jika itu dijalankan, wah.... kita yang menganut paham Kapitalis Liberal AKAN GULUNG TIKAR di dunia ini. Ingat, lahan kita ada di 3 Benua, Asia , Afrika, Amerika Selatan ( Latin), jadi jangan biarkan mereka bersatu.

Tapi, kini, tak ada satupun yang perlu kita takutkan dari negeri itu. Laporan Intelejen mengatakan bahwa tak ada satupun bahaya potensial yang akan menggangu kepentingan kita di Indonesia.

Kita tidak perlu takut kepada angkatan bersenjata mereka, karena senjata yang mereka gunakan adalah kiriman dari negeri kita. Lihatlah, ketika kita jatuhkan embargo senjata, tentara-tentara mereka seperti maung ompong.

Yang lebih lucu lagi kemarin Presidennya sendiri yang memelas pada kita untuk menghentikan embargo itu. Kasihan-kasihan….

Saat ini di Indonesia sesuai rencana kita yang dulu... Pemimpinnya bisa kita kemudikan...Meski kita juga glontorkan US Dolar..., yang nggak masalah, hanya beberapa ratus juta US dolar saja, dengan modal sekecil itu, kita bisa keruk semua Sumber Daya Alam Utamanya dan Pasar yang empuk bagi produk-produk kita, lewat WTO operator kita. Nota kita yang lewat IMF dipatuhi. Naikkan BBM dalam 1 tahun 2 kali, Impor Beras, Freport di Timika berhasil, Exxon Mobil di Blok Cepu, beres.

Tak perlu takut pada generasi mudanya, rupanya faham materialisme, budaya konsumtif, hedonisme, individualisme, yang kita ajarkan itu lewat iklan-iklan kita, tayangan-tanyangan televisi kita, film-film kita, propaganda-propaganda kita sudah tertanam pada hati dan pikiran sebagian besar dari mereka. Jangankan untuk memikirkan negeri atau umatnya lebih-lebih agamanya, kini mereka hanya memikirkan kesenangan diri mereka sendiri. Bayangkan saja, negara semiskin itu penduduknya menempati urutan tertinggi dalam urusan berbelanja baju ke Singapura, mengalahkan Jepang , Australia , dan Cina sekalipun.

Tak perlu takut tentang pelajar-pelajarnya, karena mahasiswa-mahasiswa terbaiknya selalu kita rekrut dan kita pekerjakan di perusahaan-perusahaan minyak atau tambang kita, dan kita menyuap mereka dengan gaji yang besarnya sama dengan loper koran di negeri kita, Bayangkan, orang-orang terbaiknya sudah kita rekrut.

Tak perlu takut kepada pemimpin politik dan pejabatnya, karena sebagian besar dari mereka adalah orang yang gila jabatan dan sangat mudah untuk disuap. Demi untuk uang dan jabatan, mereka bisa kita minta untuk melakukan apa saja sesuai keinginan kita.

Tunggu, tunggu, ada kabar yang lebih menggembirakan lagi. Menurut laporan Intelejen yang saya terima, bahwa rakyat di sana telah terkotak-kotak menjadi banyak kelompok dan golongan. Di sana banyak menjamur ormas-ormas yang berbasis golongan maupun kesukuan yang bergerak seperti milisi-milisi. Tiap-tiap kelompok menjatuhkan yang lain dan mengganggap kelompoknya yang lebih baik dari yang lain, ada bibit kebencian yang besar di antara mereka yang dapat kita manfaatkan. Sangat mudah bagi Intelejen kita yangberpengalaman untuk mengadu domba di antara mereka.

Oh ya, Indonesia juga sudah banyak yang lupa akan Pancasila. Apalagi mereka tidak gunakan Pancasila 1 Juni 1945. Generasi mudanyapun banyak yang nggak tahu, nggak hapal, apalagi roh Pancasila yang sebenarnya. Ya kita biarkan saja. Lebih lebih, operasi inteljen kita telah masuk ke intelektual Indonesia untuk mengeser Pancasila dengan Idiologi lain, idiologi yang mengatasnamakan golongan atau mayoritas tertentu. Pokoknya Inteljen kita terus bergerak dengan halus sehalus kain Sutra. Mereka itu intelektual tapi keblinger.

Mereka tidak sadar jika mengganti ideologi selain Pancasila, sebetulnya akan lebih menguntungkan kita, Amerika, dan kita akan semakin obok-obok lagi. Mereka juga tidak sadar bahwa kita mesti akui, Pancasila adalah proses galian yang memang sudah ada dari nenek Moyangnya dalam kehidupan sosial masyarakat yang beradab yang kita mesti acungkan jempol, apalagi itu bisa menyatukan Indonesia yang beragam agama, beragam suku, beragam etnis budaya, beribu-ribu pulau...

Yang perlu kita perhatikan, di Indonesia Pemerintahan Nasionalis sudah tidak memegang. Yang komitment dengan Nasionalis, ditinggal sendirian. Ada yang sebut Nasionalis tapi hanya mencatut nama, cenderung pragmatis, ya nggak apa, yang model itu yang mesti kita pelihara.

Kita mesti Ingat, dan ingat betul, Indonesia akan menjadi kuat dan kuat bila Pemerintahan dan Partai Politiknya dipegang oleh kaum Nasionalis yang notabene pasti akan menjaga dan mengamankan Pancasila habis-habisan. Intinya, bagaimana kita, negara Amerika, bisa mempengaruhi rakyatnya untuk mendukung kelompok atau partai yang berbasis golongan maupun sektarian agar kita mudah menyetirnya lagi.

Utang mereka sudah sangat besar dan hampir mustahil bisa mereka bayar. 22% APBN mereka habis untuk membayar utang kepada kita, sehingga mengurangi anggaran pendidikan mereka, kesehatan mereka, dan pelayanan sosial mereka. Sehingga di negeri itu banyak penduduknya yang kelaparan, miskin, sakit dan tak mampu berobat, ini merupakan keuntungan bagi kita. Karena semakin lama jika kondisi tidak berubah, maka akan tercipta generasi yang lemah dari negeri itu. Yang tidak akan mampu melawan kita, seperti yang selama ini kita harapkan.

Kekayaan negeri mereka hampir semuanya kita kuasai, lebih dari 96 % ladang minyak mereka telah kita miliki, tambang batu-bara, tembaga, emas, yang beroperasi di negeri itu hampir semuanya adalah milik kita. Lebih dari itu, minuman-minuman, makanan-makanan, buku-buku, walau banyak yang mengcopy, komputer-komputer, software-soffware mereka, walau banyak yang membajak, bahkan odol dan sabun yang mereka gunakan adalah produksi perusahaan-perusahaan kita.

Indonesia merupakan ladang dollar kita yang harus tetap kita pertahankan bagaimanapun caranya. 200 juta lebih penduduk negeri itu merupakan konsumen bagi produk-produk perusahaan kita. Singkat kata, Indonesia telah kalah dari kita, baik dari segi ekonomi, militer, politik, budaya, teknologi, dan lain-lain. Untuk menjaga agar kondisi ini tetap berlangsung, maka saya sarankan agar lebih mengefektifkan promosi budaya konsumtif dan hedonisme kepada mereka.

Kepada agen-agen CIA, agar memecah belah rakyat Indonesia, tebarkan kecurigaan dan fitnah di antara mereka, biar mereka terus berkelahi dan tidak punya waktu untuk melawan imperialisme kita, terus rekrut generasi muda terbaiknya agar bekerja untuk perusahaan-perusaha an kita, sehingga tidak akan banyak gerakan yang menentang kita.

Sebelum mengakhiri pidato ini, saya ucapkan terima kasih atas kerjasama yang luar biasa ini, kepada seluruh pihak yang telah ikut serta membantu usaha kita, perusahaan-perusahaan multinasional, televisi dan media massa, Bank Dunia, IMF, CGI, Negara-Negara sekutu, Economic Hit Man, Mafia Berkeley, dan yang terhormat pejabat korup Indonesia .

Sekian dan terima kasih.
President USA

Wednesday, November 01, 2006

KEMATIAN TIBO (TERNYATA) SIA-SIA BELAKA

Entah mengapa setelah peristiwa eksekusi mati Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu yang kontroversial itu benar-benar dilaksanakan pada Jumat dini hari tanggal 22 September 2006, aku jadi lebih banyak menyimak berita-berita tentang kota Poso. Mau dari mana berita itu dilansir, entah televisi, koran, radio atau media internet, semua kucermati perkembangannya. Harus kuakui bahwa meskipun berita-berita yang dilansir itu belum tentu sedetil peristiwa yang sebenarnya tetapi paling tidak flot-flot lelakon perang saudara ini masih bisa kusambung-sambung hingga menjadi sebuah cerita kelabu untuk anak-anakku kelak.

Ibarat drama berseri, aku benar-benar ingin mengetahui jalan cerita berikutnya pasca eksekusi mati Tibo cs. Setidaknya apakah lelakon itu mampu mendukung putusan vonis mati sebuah pengadilan Indonesia yang salus populi suprema lex atau malah Summum isu summa inuria.

Pasca eksekusi mati itu, Poso menjadi tidak karu-karuan, katanya pelaku utamanya sudah disingkirkan tetapi kenapa tidak juga berubah. Lalu siapa sebenarnya biang kerok ini semua? Kalau aku jadi presiden, aku akan berpikir ulang untuk menolak grasi atas putusan mati Tibo sebab semua jelas-jelas seperti drama berseri yang entah siapa sutradara dan actor utamanya sehingga pintar membuat ‘blur’ warna-warna yang membuat kita sulit mencerna jalan cerita ini.

Katakanlah bahwa hukum akan memberikan atau menimbulkan efek jera. Namun efek jera yang diharapkan saja tidak mampu membungkam sulutan kelompok masyarakat tertentu untuk tetap membuat pesta kembang api. Poso malah jadi ‘bancaan’ konflik kepentingan. Wilayah konflik yang semula pecah masyarakat vs masyakat kini berubah menjadi masyarakat vs aparat (Negara). Yang menggila lagi adalah ancaman sekelompok masyarakat tertentu yang akan melumpuhkan perekonomian Poso jika aparat tidak ditarik mundur.

Poso, entah sampai kapan kamu bisa tidur nyenyak tanpa ada suara bising yang sumbang, tanpa pesta kembang api yang berdarah-darah.

Aku jadi termenung dengan peristiwa ini. Kematian sia-sia Tibo cs tidak menimbulkan dampak positif sedikitpun terhadap perdamaian Poso. Ini berarti kematian sia-sia Tibo adalah kesia-siaan mutu hukum Indonesia yang ‘katanya’ adil itu. Semoga hukum di negeri ini tidak mengulangi lagi kesia-siaan yang konyol - Summum isu summa inuria